Storytelling atau seni bercerita bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan salah satu metode edukasi yang paling efektif. Sejak usia dini, anak-anak hingga orang dewasa lebih mudah memahami dan mengingat sebuah pesan ketika disampaikan melalui cerita. Namun, agar storytelling benar-benar berdampak, dibutuhkan struktur yang tepatsehingga alur cerita mampu menarik perhatian, menyentuh emosi, sekaligus menyampaikan pesan edukatif dengan jelas.
Sebuah storytelling edukatif yang powerful memiliki susunan yang khas—mulai dari pembuka yang menggugah rasa ingin tahu, pengenalan tokoh dan situasi, munculnya konflik yang menimbulkan rasa penasaran, hingga penyelesaian yang mengandung nilai pembelajaran. Struktur ini menjadikan cerita bukan hanya menyenangkan, tetapi juga sarana belajar yang bermakna dan menginspirasi tindakan nyata.
Agar sebuah cerita, baik berupa cerita bergambar atau sebuah video pendek bisa membuat pembaca atau penonton tertarik untuk melihat lebih lanjut makna harus mempunyai awalan yang menarik. untuk lebih lengkapnya, apa saja yang membuat storytelling lebih powerfull didalamnya harus mengandung :
1. Hook (Pembuka yang Menggugah)
- Tujuan: menarik perhatian sejak awal.
- Bentuk: bisa berupa pertanyaan pemantik, konflik sederhana, kejadian nyata, atau ilustrasi imajinatif.
- Untuk anak TK/SD, Bisa diawali dengan suara, nyanyian, atau pertanyaan
- Contoh: “Pernahkah kamu membayangkan dunia tanpa listrik? Bagaimana kalau semua lampu tiba-tiba padam?” atau “Kring… kring… ada suara sepeda! Siapa ya yang datang pagi-pagi ke taman?”
2. Context (Latar Belakang / Situasi)
- Tujuan: memberikan konteks agar pendengar paham masalah atau situasi yang diangkat.
- Bentuk: menggambarkan keadaan, tokoh, atau kondisi yang relevan dengan materi pembelajaran.
- Untuk anak TK/SD, Gunakan kata-kata yang berima atau repetisi supaya mudah diingat.
- Contoh: “Di abad ke-19, listrik belum dikenal luas. Orang masih mengandalkan lilin dan lampu minyak untuk penerangan.” atau “Di taman yang penuh bunga warna-warni, tinggal seekor kelinci kecil bernama Lilo.”
3. Conflict (Masalah / Tantangan)
- Tujuan: menciptakan rasa penasaran.
- Bentuk: masalah yang harus dipecahkan tokoh atau situasi yang menuntut solusi.
- Untuk anak TK/SD, Masalah harus ringan tapi dekat dengan dunia anak: kehilangan mainan, tidak bisa berbagi, takut gelap, dll.
- Contoh: “Namun, saat malam panjang tiba, orang kesulitan belajar dan bekerja. Bagaimana cara mereka menemukan solusi?” atau “Suatu hari, Lilo sedih karena wortel kesayangannya hilang.”
4. Resolution (Solusi / Penyelesaian)
- Tujuan: menyampaikan inti pelajaran atau pesan edukatif.
- Bentuk: bisa berupa konsep ilmu, nilai moral, atau keterampilan yang sedang dipelajari.
- Untuk anak TK/SD, Penyelesaian dilakukan dengan cara positif: tolong-menolong, berbagi, berani mencoba.
- Contoh: “Inilah saat para ilmuwan menemukan listrik dan mengembangkan bohlam. Thomas Alva Edison akhirnya berhasil menciptakan lampu pijar.” atau “Teman-teman Lilo—si Burung Pipit dan si Tupai—membantunya mencari wortel bersama-sama.”
5. Lesson Learned (Nilai / Pesan)
- Tujuan: mempertegas hikmah atau pengetahuan yang bisa diaplikasikan.
- Bentuk: ajakan refleksi, kesimpulan, atau prinsip yang dapat dipakai dalam kehidupan nyata.
- Untuk anak TK/SD, Singkat, jelas, dan bisa langsung dipraktekkan anak.
- Contoh: “Dari kisah ini, kita belajar bahwa inovasi lahir dari keberanian menghadapi masalah. Bayangkan, jika Edison menyerah di percobaan ke-100, mungkin kita masih hidup dalam gelap.” atau “Kalau kita mau menolong teman, hati kita jadi senang.”
6. Call to Action (Aksi Nyata)
- Tujuan: mendorong audiens bertindak sesuai pesan.
- Bentuk: ajakan konkret, tugas, atau tantangan kecil.
- Untuk anak TK/SD, Dorong anak ikut merasakan cerita. Bisa dengan pertanyaan, gerakan, atau permainan.
- Contoh: “Sekarang, coba kamu pikirkan—apa satu masalah kecil di sekitarmu yang bisa kamu pecahkan dengan kreativitasmu?” atau “Sekarang, siapa di sini yang mau membantu temannya kalau kehilangan pensil?”
Dengan struktur ini, storytelling edukatif menjadi lebih:
- Mudah dipahami → karena ada alur jelas (awal–tengah–akhir).
- Menyentuh emosi → audiens ikut merasakan cerita.
- Menguatkan memori → pesan lebih diingat karena dikaitkan dengan cerita.
- Mendorong aksi → bukan sekadar tahu, tapi juga mau mencoba.
Kita bisa mengembangkan cerita dari struktur storytelling yang diatas, teory diatas juga bisa dipakai ketika kita membuat sebuah video.
Namun ada kalanya kita kesulitan mengembangkan ide untik membuat cerita, kita bisa bisa minta bantuan Generatif AI seperti Chatgpt, deepseek atau gemini untuk mengembangkan ide cerita kita menjadi utuh. Tetapi ingat ketika meminta Gen AI membuat cerita secara utuh tidak lupa kita struktur storytelling yang sudah ada sehingga hasil cerita sesuai dengan keinginan. Misalnya seperti ini :
“kamu sebagai pembuat cerita anak PAUD yang hebat, buatkan saya sebuah cerita bergambar buat anak PAUD dan SD kelas dasar, untuk tiap halaman buatkan ilustrasi gambarnya dengan struktur story telling seperti ini.
Hook : Hutan yang indah, siapa yang menciptakan?
Context : Sebuah hutan yang indah, ada danau yang indah, tinggallah beby si bebek dan Momo si monyet
Conflict : Momo ingin belajar berenang, beby ingin belajar memanjat
Resolution : Semua mahluk hidup punya kelebihan dan kekurangan masing masing bebi pintar berenang, momo pintar memanjat pohon
Lesson Learned : Mari berteman dan saling berbagi kelebihan dan kekurangan masing masing
Call to action : ayo saling menghargai perbedaan dan kelebihan”
ketika kita meminta chatgpt untuk menulis cerita maka hasil generate akan lebih baik secara penceritaan. Setelah Langkah ini bisa dilanjutkan dengan 2 cara, pertama kita buat karakter dalam setiap halaman dengan manual, tutorialnya bisa di baca di https://lpmp.net/membuat-karakter-yang-konsisten-dalam-buku-cerita-bergambar/
langkah lainnya kita bisa chatgpt untuk membuatkan prompt untuk menghasilkan ilustrasi gambar tiap halaman. Kita minta chatgpt untuk membuatkan prompt untuk kita generated di tool text to image yang lain, misalnya gemini atay leonardo.ai, Kenapa ke tool yang lain kok tidak langsung di chatgpt, karena jika menggunakan chatgpt akan ada limit berapa gambar perhari, selain itu lebih cepat membuat gambar menggunakan gemini atau leonardo.ai. Dalam kasus ini kita menggunakan gemini. Untuk gaya atau style gambar bisa kita tentuka mau apa, disney pixar atau studio gibli atau seperti jumbo, kita definisikan. Misalnya seperti ini dihalaman yang sama tambahkan prompt :
“buatkan prompt ilustrasi ultra realistik gaya Disney-Pixar untuk tiap halaman agar kamu bisa langsung pakai di Gemini/DALL·E, buatkan prompt secara detail dan karakter tetap konsisten di tiap halaman”
Hasil nya :
Mantap 👍 berarti kita harus bikin prompt detail dengan karakter konsisten di tiap halaman.
Saya akan definisikan dulu karakter utamanya biar AI nggak berubah-ubah:
- Momo (monyet): anak monyet kecil, bulu coklat muda, wajah bulat menggemaskan, mata besar bulat hitam berkilau, ekor panjang melengkung, ekspresi ceria.
- Beby (bebek): anak bebek kecil berbulu kuning keemasan, paruh oranye mungil, mata bulat hitam lucu, tubuh gemuk sedikit bulat, ekspresi polos dan ceria.
- Style: Ultra realistik Disney-Pixar, cinematic, kualitas DSLR, warna cerah, nuansa edukatif anak.
Prompt Ilustrasi Konsisten – Cerita “Momo dan Beby”
Halaman 1 – Hook
Prompt:
“Ultra realistic Disney-Pixar cinematic illustration, wide shot of a magical tropical forest with tall green trees, sunlight beams through the leaves, colorful butterflies flying, small birds singing, atmosphere peaceful and cheerful, DSLR quality.
Introduce two main characters in the corner: Momo the little monkey (brown fur, round face, big shiny eyes, long tail, cheerful expression) sitting on a branch, and Beby the little duckling (golden yellow fluffy feathers, orange beak, round body, cute smile) standing by a small stream.”
Hasilnya :
Halaman 2 – Context
Prompt:
“Ultra realistic Disney-Pixar cinematic illustration, a sparkling clear blue lake reflecting sunlight, surrounded by green trees.
Beby the duckling (golden yellow fluffy feathers, orange beak, round body, cute smile) happily swims in the lake, making small ripples.
Momo the little monkey (brown fur, big shiny eyes, long tail) sits on a tree branch above the lake, smiling warmly at Beby.
Mood: friendship, playful, magical forest atmosphere, DSLR quality.”
Hasilnya :
Halaman 3 – Conflict (Momo ingin berenang)
Prompt:
“Ultra realistic Disney-Pixar cinematic illustration, at the lake shore.
Momo the little monkey (brown fur, big shiny eyes, long tail, small round face) sits nervously at the edge of the water, one foot touching the water, face worried and scared.
Beby the duckling (golden yellow feathers, orange beak) swims nearby in the lake, raising a wing as if cheering, smiling brightly to encourage Momo.
Atmosphere: funny, warm, supportive friendship, DSLR quality.”
Hasilnya :
Halaman 4 – Conflict (Beby ingin memanjat pohon)
Prompt:
“Ultra realistic Disney-Pixar cinematic illustration, near a small tree in the forest.
Beby the duckling (golden yellow feathers, round fluffy body) tries to climb a small tree trunk, wings spread awkwardly, expression surprised and clumsy as it slips.
Momo the little monkey (brown fur, shiny big eyes, long tail) sits higher on the tree, laughing kindly and cheering with a supportive smile.
Mood: playful, cute, educational tone, DSLR quality.”
Hasilnya :
Halaman 5 – Resolution
Prompt:
“Ultra realistic Disney-Pixar cinematic illustration, two-panel composition side by side:
Left panel: Beby the duckling swims joyfully in the clear lake, splashing water, while Momo the monkey claps from the shore.
Right panel: Momo the monkey climbs high on a tall tree with ease, smiling proudly, while Beby the duckling cheers from below with wings lifted happily.
Consistent character design: Momo (brown fur, big shiny eyes, long tail), Beby (golden yellow fluffy feathers, orange beak, round body). Atmosphere: bright, cheerful, magical forest, DSLR quality.”
Hasilnya :
Halaman 6 – Lesson Learned
Prompt:
“Ultra realistic Disney-Pixar cinematic illustration, at the lakeside with flowers blooming.
Momo the little monkey (brown fur, shiny eyes, long tail) and Beby the duckling (golden yellow feathers, orange beak) stand side by side, holding hands and wings together, both smiling with joy.
Background: colorful flowers blooming, clear water shining, butterflies flying.
Mood: warm friendship, lesson of togetherness, DSLR quality, cinematic lighting.”
Hasilnya :
Halaman 7 – Call to Action
Prompt:
“Ultra realistic Disney-Pixar cinematic illustration, wide shot of children from different backgrounds playing together in a small magical forest.
Some children play ball, others read books, others dance.
In the corner of the scene, Momo the monkey (brown fur, big shiny eyes, long tail) and Beby the duckling (golden yellow fluffy feathers, orange beak) also play happily together, smiling.
Atmosphere: diversity, joy, friendship, educational tone, cinematic, DSLR quality.”
Hasilnya :
Menggabungkan Teks Dan Gambar di Canva
Dengan canva kita gabungkan menjadi sebuah cerita yang utuh, hasilnya seperti ini https://www.canva.com/design/DAGxPcd40KM/FVaB2xGFAlIq0pE1t7U6HA/edit?utm_content=DAGxPcd40KM&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
Demikianlah membuat buku cerita bergambar atau pembelajaran lainnya dimulai dengan membuat naskah atau storytelling yang bagus, mempunyai unsur Struktur storytelling edukatif diatas, dilanjutkan dengan Pemanfaatan AI: membuat konten grafis dengan AI menggunakan Chatgpt dan gemini, kemudian menggabungkan semua dengan AI Canva dan Clink AI untuk visual menarik, untuk jenjang SMP dan diatasnya perlu melibatkan siswa kreator sekolah Strategi membuat konten edukatif, lucu, dan berdampak.
Demikian artikel ini dibuat dalam rangka pelatihan Guru TK Karanganyar, jika ada pendapat yang perlu disampaikan silahkan tulis pada kolom komentar.(Abi)