Pernah buat gambar menggunakan generatif AI tetapi hasilnya kurang sesuai dengan keinginan, itu terjadi karena struktur prompt kurang tepat, ini beberapa tips membuat gambar dengan teknik SAGAR. Membuat prompt gunakan kata yang deskriptif, semakin jelas kita mem deskripsinya semakin sesuai hasil yang kita inginkan.
S.A.G.A.R
- Subjek → Siapa atau apa yang jadi fokus gambar?
Contoh: “Seorang samurai wanita”, “Seekor naga emas”, “Gedung pencakar langit futuristik” - Aksi atau Aktivitas → Apa yang dilakukan subjek?
Contoh: “Sedang berjalan di hutan”, “Menerbangkan layang-layang”, “Melompat di tengah hujan” - Gaya Visual → Gaya gambar yang kamu inginkan
Contoh: “Digital painting”, “Anime style”, “Realistic 3D”, “Pixel art” - Atribut Tambahan → Detail, suasana, warna, ekspresi, atau cahaya
Contoh: “Penuh cahaya matahari”, “Ekspresi terkejut”, “Warna pastel”, “Detail tekstur kain” - Rasio & Resolusi → Tambahkan jika kamu ingin ukuran atau kualitas tertentu
Contoh: “4:5 aspect ratio, wide 12mm lens, efek fish eye”
Misalkan kita ingin membuat gambar seekor naga terbang di dekat gunung berapi.
Contoh Prompt Lengkap:
Prompt S.A.G.A.R:
- S: Seekor naga emas raksasa
- A: Sedang terbang mengitari gunung berapi yang meletus
- G: Digital painting gaya sinematik
- A: Langit merah menyala, lava dan asap mengepul, cahaya dramatis dari letusan, detail sisik mengkilap
- R: 21:9 aspect ratio, ultra wide angle, resolusi 8K
Hasilnya :
Misalkan kita ingin merubah dalam prompt untuk google VEO3 tinggal kita minta chat gpt untuk merubah dalam prompt untuk google veo 3, misalkan seperti ini
“buat Prompt untuk VEO3 kasih suara naga dan music intrumen china”
hasilnya :
Berikut ini adalah prompt lengkap yang bisa kamu gunakan di Google Veo v3 untuk menghasilkan video naga emas dengan suara naga dan musik instrumen tradisional China, berdasarkan format S.A.G.A.R dan disusun agar cocok untuk 1 klip berdurasi 8–10 detik:
🎬 Prompt Lengkap untuk Google Veo v3
A majestic giant golden dragon flies in slow motion around a massive erupting volcano during twilight. The glowing red sky is filled with smoke and ash. Rivers of lava flow down the mountainside as fiery explosions illuminate the scene. The dragon spreads its huge wings, gliding through the smoke with shimmering golden scales reflecting the blazing firelight. As it roars, the sound echoes across the volcanic cliffs.
Visual Style: Cinematic digital painting, highly detailed, dramatic lighting, glowing atmosphere, ultra wide 21:9 aspect ratio, 8K resolution, ultra wide lens
Audio: Deep, powerful dragon roar; ambient volcano rumbling and lava bursts; background music featuring traditional Chinese instruments like guzheng and erhu, emotional and epic tone
dan ketika kita masukan ke VEO3 menghasilkan.
atau klik disini untuk melihat versi video.
Pada Teknik sagar, salah satu unsurnya adalah menggunakan rasio dan atribut jenis pengambilan gambar, format pengambilan gambar dengan kamera penjelasannya sebagai berikut.
Jenis Shot dan Penjelasan
- Close-up, Fokus pada wajah atau objek kecil, detail sangat jelas Digunakan untuk menunjukkan emosi.
Deskripsi Close-Up:
- Fokus Utama: Wajah dan tangan penari, menangkap ekspresi wajah yang intens namun anggun, serta gerakan tangan yang elegan dalam pose mudra.
- Komposisi: Kamera memfokuskan pada detil wajah dengan tatapan tajam, sekaligus menyoroti tekstur kebaya emas yang mewah dan bunga melati yang menghiasi sanggul penari.
- Pencahayaan: Gunakan pencahayaan yang dramatis dengan sorotan lembut dari atas untuk menyoroti wajah dan tangan, menciptakan bayangan yang dramatis di sekitarnya.
- Latar Belakang: Latar belakang sedikit kabur atau gelap, hanya menampilkan siluet panggung pendopo yang terkesan misterius untuk memberi penekanan pada penari.
Tujuan: Menonjolkan ekspresi dan gerakan tangan, serta detil pada kebaya dan aksesoris, memberikan kesan intim dan mendalam pada penonton
- Medium Shot, Subjek dari pinggang ke atas, masih ada konteks lingkungan. Umum untuk percakapan.
Deskripsi Medium Shot:
- Fokus Utama: Penari dari pinggang ke atas, memperlihatkan detail gerakan tangan dan kebaya emas yang rumit. Penari masih berada dalam posisi yang anggun, dengan ekspresi wajah yang tetap intens, tetapi lebih terbuka.
- Komposisi: Kamera menyorot penari dengan jarak yang cukup dekat untuk menangkap gerakan tari dan aksesoris, namun masih memberi ruang untuk memperlihatkan bagian tubuh yang lebih banyak, seperti lengan dan bagian atas tubuh.
- Pencahayaan: Gunakan sorotan terang yang terfokus pada penari, dengan bayangan lembut yang masih menambah kedalaman di sekitar latar belakang.
- Latar Belakang: Latar belakang yang masih gelap dengan sedikit detail dari panggung pendopo dan pilar-pilar rumit yang masih terlihat, menambah atmosfer tanpa mengalihkan perhatian dari penari.
Tujuan: Menyajikan penari dalam posisi lebih lebar dan memperlihatkan gerakan tari serta elemen pakaian dan aksesoris yang mendetail, menciptakan keseimbangan antara intensitas ekspresi wajah dan ruang sekitar.
- Full Shot, Seluruh tubuh subjek terlihat dari ujung kepala hingga kaki, menunjukkan gestur dan gerakan.
Deskripsi Full Shot:
- Fokus Utama: Menampilkan penari secara utuh dari kepala hingga kaki, memperlihatkan keseluruhan tubuh, gerakan tari, dan pakaian.
- Komposisi: Kamera berada pada jarak yang lebih jauh, menangkap penari sepenuhnya dalam pose tariannya. Semua elemen pakaian, seperti kebaya emas yang kaya akan detail, jarik batik, serta aksesoris seperti sanggul dan bunga melati, terlihat jelas dan seimbang.
- Pencahayaan: Gunakan pencahayaan dramatis dengan sorotan pada penari, namun tetap menjaga bayangan lembut di sekitar latar belakang agar memberi kesan kedalaman.
- Latar Belakang: Latar belakang panggung pendopo tetap gelap, tetapi menampilkan sedikit detail dari pilar-pilar yang rumit dan kabut lembut yang menambah atmosfer. Ruang yang lebih luas memberikan efek dramatis pada gerakan tari dan pakaian.
Tujuan: Memperlihatkan penari secara keseluruhan, mengungkapkan gerakan tari yang penuh dengan ekspresi dan detil pakaian, dengan ruang panggung yang memberikan kesan elegan dan megah.
- Wide Shot, Subjek kecil dalam frame, latar belakang mendominasi. Kesan:kesendirian, skala besar.
Dskripsi Wide Shot:
- Fokus Utama: Menampilkan penari secara penuh dengan latar belakang ruang panggung yang lebih luas, termasuk pilar-pilar dan bagian panggung lainnya yang memperlihatkan konteks keseluruhan.
- Komposisi: Kamera ditempatkan lebih jauh dari penari untuk menangkap seluruh tubuh penari dan sebagian besar latar belakang. Hal ini memberikan ruang untuk menunjukkan elemen dekoratif panggung yang lebih besar, seperti pilar-pilar berukir, kabut yang memenuhi udara, dan suasana panggung secara keseluruhan.
- Pencahayaan: Gunakan pencahayaan luas yang tetap menyorot penari, namun juga menerangi ruang sekitar untuk menunjukkan kedalaman panggung. Sorotan lembut pada latar belakang akan memberikan kesan dramatis pada ruang tersebut.
- Latar Belakang: Latar belakang panggung yang lebih terang dengan pilar-pilar berukir, kabut lembut, dan detail latar yang menciptakan nuansa megah dan luas.
Tujuan: Menampilkan penari dalam konteks yang lebih luas, memperlihatkan interaksi antara penari dan panggung, memberikan kesan ruang yang luas dan dramatis, serta menonjolkan suasana megah dari pertunjukan.
- Overhead Shot
Diambil dari atas secara langsung. Kesan: unik, tidak biasa, memperlihatkan pola atau formasi
Deskripsi Overhead Shot:
- Fokus Utama: Penari dilihat dari atas, memberikan pandangan menyeluruh tentang gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Fokus utama adalah pada posisi penari dan arah gerakan, serta detail kebaya dan batik yang tampak dari sudut pandang ini.
- Komposisi: Kamera diposisikan langsung di atas penari, menciptakan perspektif yang memberikan kesan dramatis. Gerakan tangan dan pola pada kain batik akan terlihat lebih jelas, serta aksesoris seperti bunga melati di sanggul akan lebih menonjol dari sudut ini.
- Pencahayaan: Pencahayaan yang kuat dari atas (mungkin berupa sorotan cahaya langsung) untuk menyorot tubuh penari, dengan bayangan lembut di sekitar ruang panggung yang memberi kesan kedalaman.
- Latar Belakang: Latar belakang akan terlihat lebih luas dan memanfaatkan pilar-pilar yang ada di panggung, memberi kesan ruang yang megah. Fokus tetap pada penari dengan latar belakang yang tetap sedikit kabur untuk memperkuat subjek.
Tujuan: Memberikan perspektif unik dari atas, menonjolkan seluruh gerakan tubuh dan pakaian penari, serta menciptakan kedalaman pada ruang panggung, memberikan kesan dramatis pada keseluruhan pertunjukan tari.
- Low Angle Shot, Kamera dari bawah mengarah ke atas. Kesan: subjek dominan, kuat, berwibawa, atau menakutkan
Deskripsi Low Angle Shot:
- Fokus Utama: Penari dilihat dari sudut rendah, menghadap ke atas, dengan perspektif yang membuat penari terlihat lebih besar dan lebih dominan. Fokus pada gerakan tangan dan ekspresi wajah yang anggun.
- Komposisi: Kamera ditempatkan di bawah penari, mengarah ke atas, sehingga tubuh penari dan kebaya yang berkilau akan terlihat lebih dramatis. Perspektif ini memberikan kesan kekuatan, keteguhan, dan keanggunan pada penari.
- Pencahayaan: Gunakan pencahayaan yang mengarah dari bawah atau sudut rendah, memberikan efek dramatis pada wajah dan tubuh penari, dengan bayangan yang menambah kedalaman dan kekuatan visual.
- Latar Belakang: Latar belakang tetap gelap dengan sedikit detil dari pilar berukir dan kabut lembut, memperkuat kontras dan kedalaman ruang.
Tujuan: Memberikan kesan kekuatan dan dominasi pada penari, menciptakan efek dramatis yang menonjolkan keanggunan dan kedalaman gerakan tari, serta memberi nuansa megah dan kuat pada ruang panggung.
- High Angle Shot, Kamera dari atas mengarah ke bawah. Kesan: subjek lemah, kecil, atau tertekan
Deskripsi High Angle Shot:
- Fokus Utama: Penari dilihat dari sudut yang lebih tinggi, memberikan perspektif yang menurunkan subjek. Fokus pada tubuh penari, gerakan tari, serta elemen kebaya dan batik yang rumit, yang terlihat dengan jelas dari sudut ini.
- Komposisi: Kamera ditempatkan lebih tinggi dari penari, mengarah ke bawah. Hal ini memberikan kesan penari lebih kecil atau lebih rentan, namun tetap menonjolkan keanggunan dalam pose tariannya.
- Pencahayaan: Gunakan pencahayaan dari atas atau sedikit miring dari sudut tinggi untuk menciptakan kontras antara penari dan latar belakang. Pencahayaan ini bisa menyorot dengan lembut pada bagian atas tubuh dan wajah penari, menciptakan bayangan yang lebih dramatis.
- Latar Belakang: Latar belakang yang terlihat lebih luas, memanfaatkan pilar-pilar berukir dan kabut yang melingkupi panggung, menciptakan ruang yang lebih terbuka dan memberi kedalaman.
Tujuan: Memberikan perspektif dramatis dengan sudut pandang yang lebih tinggi, menonjolkan keseluruhan tubuh penari serta gerakan tari, dengan menambah kedalaman pada ruang dan latar belakang. Perspektif ini menciptakan nuansa yang lebih luas dan elegan pada penampilan panggung.
- Dutch Angle, Kamera dimiringkan untuk kesan tidak stabil atau tegang. Digunakan dalam adegan dramatis
Deskripsi Dutch Angle:
- Fokus Utama: Penari tetap menjadi subjek utama, namun kamera diposisikan dengan kemiringan, memberikan kesan dinamis atau ketegangan. Gerakan tangan penari dan ekspresi wajah akan terlihat lebih dramatis dalam komposisi ini.
- Komposisi: Kamera ditempatkan pada sudut miring, biasanya sekitar 30 hingga 45 derajat dari posisi horizontal. Ini menciptakan efek visual yang tidak biasa dan menambah ketegangan atau ketidakstabilan pada gambar.
- Pencahayaan: Pencahayaan tetap fokus pada penari, tetapi dengan sudut miring, bayangan dan cahaya akan memberikan efek dramatis yang lebih kuat dan memberikan kedalaman pada gambar.
- Latar Belakang: Latar belakang tetap gelap dengan sedikit detil dari pilar berukir dan kabut di sekitar panggung. Sudut miring menambah nuansa ketegangan dan misteri pada ruang yang ada.
Tujuan: Memberikan efek dramatis dan ketegangan visual dengan sudut miring, menciptakan kesan dinamis pada penari yang seolah-olah sedang berada dalam gerakan yang lebih kuat atau lebih penuh emosi, sementara juga menambah kedalaman pada ruang panggung dengan komposisi yang lebih menarik.
- Over-the-Shoulder, Perspektif dari belakang subjek, sering dipakai dalam dialog antar karakte
Deskripsi Over-the-Shoulder Shot:
- Fokus Utama: Kamera diletakkan di belakang penari, dengan fokus pada penari dari sudut pandang seseorang yang sedang melihat pertunjukan tersebut. Penari terlihat dari belakang, dengan sebagian tubuh dan ekspresi wajahnya terlihat jelas, sementara di latar belakang bisa tampak pilar-pilar dan panggung.
- Komposisi: Kamera menyorot penari dari belakang bahu kanan atau kiri, dengan sedikit fokus pada lengan dan gerakan tangan yang anggun. Dengan sudut ini, penonton dapat merasakan keterlibatan langsung dalam pertunjukan tari, menciptakan kesan seolah-olah kita sedang menyaksikan dari sudut pandang seorang penonton.
- Pencahayaan: Pencahayaan dari arah samping atau sedikit dari belakang untuk memberi efek dramatis pada siluet penari dan meng-highlight bagian-bagian tubuh yang sedang bergerak, seperti tangan dan pakaian.
- Latar Belakang: Latar belakang akan menampilkan pilar-pilar dan suasana panggung, memberikan kedalaman dan dimensi pada ruang tersebut, menciptakan kesan bahwa penonton juga ada dalam ruang yang sama.
Tujuan: Memberikan perspektif dari sudut pandang seorang penonton, memungkinkan penonton merasa lebih terlibat dalam pertunjukan dan memberikan kesan ruang yang lebih besar, di mana penari menjadi pusat perhatian namun tetap menonjolkan elemen-elemen latar yang mendukung.
Teknik CRIPS
Teknik CRIPS adalah pendekatan yang dapat membantu dalam pembuatan prompt atau instruksi yang jelas dan terstruktur. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat prompt menggunakan teknik CRIPS:
- C – Context (Konteks)
Mulailah dengan memberikan latar belakang atau konteks tentang topik yang akan dibahas. Ini penting agar responden atau sistem tahu kerangka acuan dari pertanyaan atau tugas yang diberikan. - R – Role (Peran)
Tentukan siapa yang diminta untuk memberikan respon atau melakukan tugas tersebut. Ini bisa berupa karakter atau entitas dalam konteks tersebut. - I – Information (Informasi)
Jelaskan jenis informasi yang dibutuhkan atau yang harus dipertimbangkan oleh sistem atau individu saat menjawab atau menyelesaikan tugas. Ini memastikan bahwa semua data yang relevan diperhitungkan. - P – Purpose (Tujuan)
Jelaskan tujuan dari prompt tersebut, apakah untuk memberikan pemahaman, menyelesaikan masalah, atau menghasilkan output tertentu. - S – Situation (Situasi)
Uraikan situasi spesifik yang dapat membantu dalam memberi panduan tentang bagaimana prompt harus dipahami atau diterapkan. Misalnya, apakah ada keterbatasan atau kondisi khusus yang harus diperhatikan.
Contoh Prompt Menggunakan Teknik CRIPS:
Context:
Di dalam sebuah perusahaan, banyak karyawan yang merasa stres dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh manajer mereka.
Role:
Karyawan yang harus menyelesaikan tugas dan melaporkan tingkat stres mereka kepada atasan.
Information:
Karyawan perlu memberikan informasi tentang seberapa sering mereka merasa stres dalam seminggu dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan stres tersebut.
Purpose:
Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk menemukan solusi yang dapat membantu mengurangi stres di tempat kerja.
Situation:
Tugas ini dilakukan selama waktu evaluasi tahunan, dengan batas waktu pengumpulan laporan adalah satu minggu setelah penerimaan tugas.
Jika kamu ingin membuat prompt tertentu berdasarkan CRIPS, bisa kamu beri sedikit konteks atau contoh, agar bisa diadaptasi sesuai dengan kebutuhanmu.
You said:
contoh widyaprada mau membuat modul pelatihan
ChatGPT said:
Berikut adalah contoh pembuatan prompt menggunakan teknik CRIPS untuk situasi di mana seorang Widyaprada (instruktur) sedang membuat modul pelatihan:
Context (Konteks):
Widyaprada di sebuah lembaga pendidikan ingin membuat modul pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan kepemimpinan bagi para staf pengajar di lembaga tersebut. Modul ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan keterampilan manajerial.
Role (Peran):
Sebagai Widyaprada, Anda bertanggung jawab untuk merancang dan mengembangkan modul pelatihan ini, yang akan digunakan oleh para staf pengajar untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Information (Informasi):
Modul pelatihan harus mencakup topik-topik terkait pengajaran efektif, manajemen kelas, serta keterampilan kepemimpinan. Anda perlu mencantumkan materi yang dapat disampaikan dalam bentuk teori dan praktik. Anda juga perlu mempertimbangkan tingkat pengalaman peserta dan mengakomodasi berbagai gaya belajar.
Purpose (Tujuan):
Tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan keterampilan baru dan meningkatkan kompetensi para staf pengajar dalam mengelola kelas dan memimpin tim, sehingga mereka dapat memberikan pendidikan yang lebih baik dan lebih efektif kepada siswa.
Situation (Situasi):
Modul pelatihan ini akan diadakan dalam bentuk sesi tatap muka dan online, yang akan berlangsung selama empat minggu dengan pembagian sesi per minggu. Peserta harus menyelesaikan tugas praktis dan kuis setelah setiap sesi. Modul ini harus mudah diikuti oleh peserta dengan latar belakang pengalaman yang bervariasi, dari pengajar berpengalaman hingga pemula.
begitulah berbagai macam teknik untuk membuat gambar dengan generatif AI, silahkan mencoba lagi.